Senin, 26 November 2012

kita hanyalah 2 orang asing yang bertemu di tengah jalan



....tidak pernah berjanji meski kata "promise" sering melengkapi cerita.

Namun itu bukanlah janji untuk menjadi "kita" selama-lamanya, tapi untuk tetap menjadi "kau" dan "aku" saja.

Tidak ada janji untuk tinggal, tidak ada janji untuk menunggu.

Sering kali kita berpisah di suatu tempat. Lalu bertemu di tempat lain. Saling memunggungi. Saling berhadapan. Selalu tidak pernah meminta suatu keharusan. Kita akan tetap menjadi kau dan aku. 

Ya itulah janji kita. Janji dua orang asing yang bertemu di tengah jalan.

Suatu saat, salah seorang dari kita ingkar janji. Seorang dari kita tidak ikut berbalik ketika yang lainnya beranjak pergi. Ia menatap punggung itu sambil menunggu--berharap berbalik dan tersenyum sembari berkata, "jika ada yang harus terus berjalan, maka yang berjalan itu adalah "kita" bukan "aku atau "kau" saja."

Salah seorang dari kita ingkar janji. Lalu menanggung kosekuensinya dengan kehilangan punggung itu. Tidak ada lagi cerita-cerita dua orang asing yang bertemu di tengah jalan. Seseorang menunggu. Seseorang terus  berjalan. Entahlah sampai kapan. Mungkin sampai pertemuan selanjutnya. Sampai seseorang dari kita lelah pergi lalu kembali, atau salah seorang lelah menunggu lalu pergi dan menemukan seseorang lainnya yang bersedia memberi izin untuk menunggu, atau menautkan kelingkingnya menjadi kata "KITA". 

Entahlah.

Salah satu dari kita akhirnya ingkar jadi.

....dan orang itu adalah AKU.