....tidak pernah berjanji meski kata "promise" sering melengkapi cerita.
Namun itu bukanlah janji untuk menjadi "kita" selama-lamanya, tapi untuk tetap menjadi "kau" dan "aku" saja.
Tidak ada janji untuk tinggal, tidak ada janji untuk menunggu.
Sering kali kita berpisah di suatu tempat. Lalu bertemu di tempat lain. Saling memunggungi. Saling berhadapan. Selalu tidak pernah meminta suatu keharusan. Kita akan tetap menjadi kau dan aku.
Ya itulah janji kita. Janji dua orang asing yang bertemu di tengah jalan.
Suatu saat, salah seorang dari kita ingkar janji. Seorang dari kita tidak ikut berbalik ketika yang lainnya beranjak pergi. Ia menatap punggung itu sambil menunggu--berharap berbalik dan tersenyum sembari berkata, "jika ada yang harus terus berjalan, maka yang berjalan itu adalah "kita" bukan "aku atau "kau" saja."
Salah seorang dari kita ingkar janji. Lalu menanggung kosekuensinya dengan kehilangan punggung itu. Tidak ada lagi cerita-cerita dua orang asing yang bertemu di tengah jalan. Seseorang menunggu. Seseorang terus berjalan. Entahlah sampai kapan. Mungkin sampai pertemuan selanjutnya. Sampai seseorang dari kita lelah pergi lalu kembali, atau salah seorang lelah menunggu lalu pergi dan menemukan seseorang lainnya yang bersedia memberi izin untuk menunggu, atau menautkan kelingkingnya menjadi kata "KITA".
Entahlah.
Salah satu dari kita akhirnya ingkar jadi.
....dan orang itu adalah AKU.
5 komentar:
hanya bs menikmati puisi ini dlm diam, nice :)
kata-kata yang indah dan bermakna =) ketulusan hati yang terpancar dari setiap kata membuat kita merasakan hal yang sama. aku suka...bikin aku kuat waktu aku baca..nice
:')))
ini kok sama dengan postingan ini http://secangkirkopikita.tumblr.com/post/44193636713
siapa yang plagiat Mba?
@Anonim: Terimakasih sudah mengingatkan saya. Saya sampai tidak sadar ternyata ada yang memplagiat tulisan saya tanpa permisi. Tulisan ini saya tulis sendiri. Original dari pemikiran dan pengalaman pribadi saya, jadi tentu saja orang itu yg memplagiat saya.
Plagiat di dunia blogger ini emang susah sekali diberantas. Perlu kesadaran diri sendiri untuk menghargai hasil karya orang lain :)
Posting Komentar