Aku masih mendengar bunyi kereta itu melaju, lambat dan terbata-bata--seperti mengeja kata yang tak sanggup kita ucapkan. Bahkan gerbong terakhirnya sempat melirik ku iba. Di dalamnya kau berada, terpekur--membawa sebagian hati ku yang retak.
Setelah kau pergi, pernah kah kau tanyakan bagaimana aku kembali pulang? Bagaimana caranya aku menerobos gerimis yang mengiringi moment itu?
Kau tak pernah tanyakan itu, kan? Bahkan kau pun tak tahu, bahwa dalam diam aku menangis. Menyimpan sesaknya salam perpisahan.
Kau tahu, setelah kereta itu melampaui pandanganku, seakan kenangan itu ikut terbawa bersamamu--dan yang tertinggal hanyalah kesepian.
Dan kini aku merangkulnya. Bersamaan dengan turunnya gerimis di sore ini...
****
6 komentar:
kenang..kenanglah..dia tidak akan luput dari ingatanmu..
Sukaaaa bgt...
Aku juga punya kenangan akan deru kereta, hujan dan perpisahan...
dan kamu, dear, menggambarkannya dng sangat indah :)
>> Hmmm.. so cool story, abis sambil ujan2an sih ^_^ . Senang ketemu sahabat hujan, semoga kita bisa jadi sahabat...
Sedih, Desfirawita :(
@ isti : yah, cuma bisa mengenangnya
@ inge : hehe..ide crt juga dari teman. dia minta dibuatin story. hehe..terkadang kita mempunyai kisah yg sama, ya
@ cerita hujan : hehe...aku selalu suka cerita tentang hujan. semoga kita bisa menjadi sahabat.
@ eka : hehe...ini cuma kisah. jgn sedih dong.. :D
kata2nya indah sekali....
Posting Komentar