Senin, 20 April 2015

Kita sebaiknya begini dulu


Aku perlahan-lahan mulai mundur. Tanpa disadari, sudah banyak ruang tersisa di antara kita. Kau tahu, aku banyak merenung akhir-akhir ini dan aku akhirnya berhenti pada satu kesimpulan--berjarak. Ya, sepertinya kita memang butuh ruang itu untuk menghirup udara yang telah mengisinya. Agar dada kita sama-sama plong, agar pikiran kita tidak lagi buntu. 

Apa kau sempat mengira-ngira sejak kapan kita mulai seperti ini?

Aku tidak. Semua terjadi begitu saja. Tiba-tiba seperti ada yang hilang di sini atau mungkin juga di sana. 

Kali ini berjarak bukan lagi soal angka ribuan atau ratusan mil, namun sepertinya lebih dari pada itu. Mungkin lebih tepatnya merelakan. Merelakan bahwa ada sesuatu yang telah lelah di antara kita.

Akhir-akhir ini aku banyak merenung dan belajar arti merelakan. Kita sebaiknya juga belajar untuk tidak lagi egois pada hati. 

Kita sebaiknya menunggu, takdir apa yang akan terjadi pada kita kelak.