Source Here |
Ada catatan terakhir yang kutulis tentang kamu, dear tomku. Tidak mudah memang mengakhiri apa yang menjadi candu selama ini. kamu seperti abjad-abjad yang senantiasa kurangkai dalam buku harianku. Selama aku masih bisa menulis, sulit sekali menepikan kamu dari ingatanku.
Tapi segala sesuatu yang tak pasti memang harus menjadi pasti bukan? Kau terlalu abu-abu untukku. Bahkan senantiasa menjadi kabur dan memutih seperti lembar-lembar kosong yang sering kupandangi setiap mengingat kamu. Aku ingin jingga. Aku ingin merah. Bahkan aku ingin kamu seperti warna-warni pelangi yang sering kali kupesankan salam untukmu. Tidak bisakah?
Aku memang terlalu banyak berharap padamu. Harapku melebihi tangis yang kupendam diam-diam. Berharap kamu mengerti, satu kali saja.
Tidak mudah menjadi aku, tomku. Sama sulitnya ketika aku harus menutup lembar terakhir buku harianku. Sesulit menahan mendung dipangkuan. Rasanya menyesakkan.
Memang tidak mudah menjadi aku. Sesulit membiarkan bayangmu menjadi putih selama-lamanya. Memang sangat sulit karena harus melepasmu dari hatiku selamanya.
Maaf, ini harus menjadi yang terakhir.
Maaf karena tidak menitipi harapan lagi untuk bertemu dimasa depan.
Maaf terlalu mencintaimu sampai menjadi candu.
Dan terima kasih atas kesediaanmu mengisi lembar-lembar hidupku.
Terima kasih.
Hari ini kulepas kau dari hatiku.
Padang, 8 Januari 2012
Di sudut yang terasa sesak