Selasa, 06 Juli 2010

I'll let you go, but I will always remember you


"Kenapa kau melakukan ini?"

"Kau sungguh tak tahu alasannya?"

Aku mencoba menguatkan hati untuk menatapmu, dalam. Namun, kau malah menghindarinya. Dan kau tampak begitu sedih waktu itu.

Kau mengalihkan pandangan, enggan menjawab.  Aku yakin, sebenarnya kau tahu jawabannya. Sangat tahu.  Hanya saja kau mengingkarinya. Sebab jawaban-jawaban yang akan terucap nantinya adalah jawaban yang seharusnya tidak boleh kita miliki.  Dan seharusnya kita tahu bahwa pertengkaran ini takkan membawa kemanapun. Tidak akan merubah apapun.

"Pergilah. Pertanyaanmu itu membuat segalanya terasa lebih berat" 

Kau tampak lelah ketika mengatakan itu. Dan aku tahu mengapa. Bibir ku rasanya kelu untuk berucap. Aku juga lelah terus-terusan menghindari dan mengingkari keberadaanmu. Maka dari itu, ketika semua harus dan akan berakhir, aku hanya ingin mendengar kenyataan itu untuk terkahir kalinya. Aku tahu, aku tidak akan kuat. Sebesar apapun keinginan ku untuk memintamu tinggal, kau tidak akan tinggal--aku tahu itu. 

"Kau sungguh-sungguh akan pergi?"

Lagi, keheningan menyelimuti. Begitu hening seakan bunyi jarum yang terjatuh pun dapat terdengar di telinga. Dan rasa sakit mencengkram hati kita. Seolah ada tangan tak terlihat yang meremasnya erat-erat.

Ah, akhirnya aku mengatakan juga. Alasan yang membuatku sanggup menerobos malam yang pekat. Membuat pikiran ku kacau dengan mereka-reka hati mu. Dan kini, aku disini--mengatakannya.

Dan kau beranjak dari tempatmu berdiri, merasa tak sanggup lagi untuk menghadapiku. Kau meletakkan perkakas terakhirmu dan menutupnya erat, lalu berjalan meninggalkan ku begitu saja. Langkah yang begitu berat. Seolah ada magnet besar yang menarikmu dari dalam bumi.

Kau berjalan pelan, seperti ragu-ragu. Terperangkap pada dilema besar yang dihadapkan. Kau terus saja bergerak menjauh, meninggalkan ku sendirian. Sampai pada akhirnya kau berbalik, menatap mata ku ragu--berusaha mengatakan sesuatu yang ada dibenakmu. Kemudian kau memaksa merangkai kata.

"Dengar. Keputusan ini terasa sangat berat untukku. Kau tidak tahu bagaimana rasanya menjadi aku. Tapi satu hal yang ku tahu pasti bahwa kau akan baik-baik saja"

"Tidak ada yang akan berubah nanti. Karna semuanya memang tidak akan pernah berubah. Kau tahu pasti apa yang ku katakan. Jadi berhentilah menahan langkahku, karena semuanya hanya akan menjadi sia-sia. Aku memang sempat bahagia pernah mengenalmu, tapi harus kita akui, kebahagiaan itu tidak akan bertahan jika kita masih bersama. Jadi berhentilah menatapku seperti itu dan biarkan aku pergi"

Itu kata-kata terakhir yang kau ucapkan padaku sebelum akhirnya berbalik meninggalkan tempat itu. Kau tidak menoleh lagi setelah pergi. Kau benar-benar pergi, mengilang didalam gelap malam. Kau tak tahu bahwa ketika sosokmu menghilang dari pandangan, aku menangis tanpa suara di antara detak jarum jam yang sunyi.

Kau pergi tanpa sempat mendengar salam perpisahan dari ku. Bahwa selain kenangan, kita tidak punya apa-apa lagi. Hanya itu satu-satunya alasan yang mungkin akan mempertemukan kita, suatu saat. Kenangan, bahwa aku juga bahagia pernah mengenal mu. Kenangan yang akan kita simpan diam-diam. Kenangan yang menjadi kekuatan untuk bertahan. Tidak ada yang lain, selain kenangan.

Kau pergi didalam gelap, tanpa pernah tahu bahwa aku akan selalu mengenangmu.

Always remember you...

2 komentar:

rizakidiw mengatakan...

damn... it deeply

De mengatakan...

@Rizakidiw : Thanks you :D