Kau tahu, merapikan buku-buku lama yang sudah berdebu itu bisa mengalihkan perhatianmu berhari-hari. Tidak percaya? Coba saja!
Coba saja kau buka kotak di sudut itu! Itu, yang seperti tempat upeti-upeti jaman kerajaan. Persis juga seperti tempat harta karun Kapten Cook.
Ya, benar itu! Coba kau buka? Apa yang kau lihat disana?
“Setumpuk album dan buku-buku usang. Juga sebundel kertas-kertas buram yang tersudut.”
Well, kamu benar. Dan coba kau buka satu persatu. Kau akan menghabiskan waktu berhari-hari untuk membacanya dan bertahun-tahun untuk terus mengingatnya.
“Memangnya apa isinya?”
Surat-surat cinta yang kau kirimkan kepadaku semenjak SMA berikut sejumlah album pernikahan kita dan anak-anak kita. Kau boleh membongkarnya dari kotak itu. Mungkin kau ingin membacanya atau sekedar membalik halaman-halamannya satu persatu sembari duduk dikursi goyangmu di dekat jendela itu. Kali ini aku tidak akan marah jika kau membuat lantai itu penuh remah-remah. Aku janji akan mengumpulkannya kembali tanpa mengomel-ngomel. Dan jika kau lupa, aku akan duduk disampingmu—membantumu mengingatnya dari awal.
“Tapi berjanjilah kau tidak akan menertawakan gombolan-gombalan ku dulu!”
Hahaha…I promise, dear!