Senin, 03 Mei 2010

Dia Memilih

...Dia termenung di sudut kamar itu. Sendirian. Sepi. Pikirannya jaun terbang melayang. Dilema. Bagaimana rasanya bisa sesakit ini. Ia harus melewati waktu-waktu terberat sendirian, sekarang dia juga harus memilih untuk mengubur rasanya rapat-rapat. Demi sahabat dan juga gadis masa kecilnya. Entah berapa banyak luka yang ia pendam, tak terhitung mungkin. Tapi ia bertahan, toh sebentar lagi luka itu juga akan terkubur bersamanya.

Dia masih termenung di sudut kamar itu, memandang rinai yang mulai membasahi daun pintunya. Rintiknya semakin lebat, hingga mulai mengguyur sakit di hatinya. Perih terasa meremas jantung. Ah, mengapa sesakit ini rasanya, Tuhan....

Dia pun membayangkan seraut wajah manis di depannya bersamaan dengan kematiaan yang sudah di depan mata. Ah, mengapa seberat ini meninggalkannya....

.......

5 komentar:

Winny Widyawati mengatakan...

Aku datang membawakan obat untuk sakitmu, smg lekas sembuh ya :)

Itik Bali mengatakan...

Sulit memang meninggalkan seseorang saat raga belum ikhlas melepas jiwa..

Isti mengatakan...

semoga semua segera berlalu...

Syifa Ahira mengatakan...

sejenak beristirahat disini
mengingatkanku akan damainya hujan.
ketika sang mentari yang kian hari kian menggigit,
aku selalu rindu untuk datang lagi untuk sekedar menikmati sensasi hujan
sedikit melepas kepenatan melangkah ditengah terik..

De mengatakan...

@ winny : terimakasih :D
@ itik bali : ya...sangat sulit,
@ isti : semoga...amiin
@ syifa : kangen sama kamu. hehe,..terimakasih sudah menikmati hujan di sini, semoga membawa kedamaian :D