Tampilkan postingan dengan label Raining. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Raining. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 November 2015

kau tahu, aku ingin tahu

aku tahu kau di sana,
hampir setiap menit,
namun kau hanya membisu,
entah apa yang terjadi denganmu,
aku tidak tahu,
ketidaktahuanku kadang membuatku cemburu pada duniamu,
aku berusaha mengerti,
namun kau mencegahku untuk peduli,
dan kau pun perlahan berhenti,



namun aku tak bisa berhenti.






Kamis, 13 Agustus 2015

Percakapan Hati



Sudah satu jam ia duduk di dekat jendela itu. Memandang ke luar dari tingkap yang terbuka pada pepohonan yang mulai meranggas di halaman. Mendung luruh di wajahnya. Namun ia tetap tenang meski badai berkecamuk di dadanya. 

Ada yang tidak biasa dari tenangnya kali. Tenang yang dipaksakan. Tenang dengan kekosongan. 

Ia mencoba menarik bibirnya berkali-kali. Memaksanya membentuk sebuah senyuman. Berharap senyum itu tidak pergi begitu saja dengan mudahnya. 

"Apa yang salah perihal semalam?" tanya batinnya berontak. Pertanyaan yang sama sudah berkali-kali ia lontarkan namun tak bertemu jawaban yang melegakan.

"Tidak ada yang salah." Bibirnya mencoba menenangkan meski ia tahu, itu hanya kebohongan belaka. 

"Aku akan baik-baik saja." bisiknya lirih. "Kau tidak bisa memaksa seseorang memberimu bahagia jika kau tidak bisa membahagiakan dirimu sendiri, kan?"

"Apa kau perlu memelihara perih hanya karena egois?" batinnya bertanya lagi.

"Kadang memang perlu, kan?" jawabnya putus asa. 

"Tidak. Tidak perlu. Kau harus berdamai denganku. Aku yang harus kau ikuti ketika kau merasa putus asa. Aku yang akan menunjukimu jalan." bujuk hatinya lembut.

"Lalu, kau akan mengajakku kemana?"

"Pejamkan matamu. Aku akan membawamu kepadanya. Kepada debar yang kau rasa ketika bertemu dengannya pertama kali. Kepada senyum yang tak perlu kau tarik paksa saat ia berkata-kata. Kepada bahagia yang tak bisa kau sembunyikan meski hanya diam duduk bersamanya. Kau hanya perlu mengingatnya. Dengan begitu kau akan tahu, perasaanmu belum habis."

"Lalu apa yang harus kulakukan?" kali ini ia mulai terisak.

"Bilang padanya. Kau hanya perlu jujur. Perihal ia mengacuhkanmu, biarkan saja. Kau hanya perlu melegakan dirimu sendiri. Setelah itu, kau bisa menikmati bahagiamu sendiri."

"Apa ia akan mendengarkan?"

"Entahlah. Aku tidak bisa menjamin. Tapi semoga saja."

"Tak bisakah tetap diam saja dan menunggu apa yang akan terjadi esok hari?"

"Kau tahu, terkadang diam itu menyesakkan. Sudahi saja perihmu, meski akhirnya tidak seperti yang kau harapkan. Karena cinta tidak melulu tentang bahagia."

Tak perlu menunggu hujan di luar sana. Di matanya hujan sudah berderai dari tadi. Kali ini ia tidak menahannya apalagi menyekanya. Biarkan saja. Biarkan saja sampai reda. Setelah itu ia akan berdamai dengan hatinya.


Selasa, 24 Maret 2015

Jangan bertanya

"Kapan pulang?"

Entah sudah berapa lama dan entah sejak kapan aku tidak pernah lagi bertanya. Kepadamu, pun kepada orang-orang yang berjauh dariku.

Aku tidak tahu.

Terus terang aku lelah dan aku tidak tahu harus berbuat apa.

Aku bahkan tak lagi bisa mempercayai hatiku bergerak ke siapa.


Selasa, 11 November 2014

dan kita tahu


...dan perihal jarak membuat kita kembali menjadi orang asing. Sejatinya kau dan aku memang orang asing. Kita berdua sama-sama tahu.



Kamis, 28 April 2011

What we need




HUJAN.
Disaat-saat seperti ini kita butuh persinggahan bukan?

Jumat, 25 Maret 2011

Let rain fall down




biarkan saja mendung memenuhi langit yang kamu pandang hari ini,
biarkan saja rintiknya memantul di kaca jendela kamar tempat kamu menengadahkan kepala,
biarkan saja dinginnya menggigit kulitmu yang terlepas pelukku,
biarkan saja semuanya berjalan seperti yang seharusnya
percaya saja, 

The sun will come out tomorrow...

Rabu, 23 Maret 2011

Find me there


They : "Kenapa tiba-tiba saja menghilang? Are you OK?
Me : Aku baik-baik saja. Kenapa bingung? Seharusnya kau sudah tahu dimana mencariku jika aku tidak lagi ada di sana. Aku disini dan akan selalu disini.... 
--------


Note :

Suatu waktu, kita memerlukan tempat untuk melarikan diri, bersembunyi dan melepaskan penat disana. Suatu waktu, kita juga butuh kesendirian dan privasi bukan? 
Beberapa waktu yang lalu, aku pernah menamakan blog ini Persinggahan Hujan. Karena hujan membuat aku berdamai dengan semua hal, termasuk diri sendiri. Dan menetap disebuah tempat sambil menatap hujan jatuh sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaanmu, bukankah sangat menenangkan?
Bagiku, itu obat paling mujarab disamping bersujud pada-Nya.
Jadi, suatu waktu ketika kamu kehilangan aku, cari aku persinggahanku. Tempat paling nyaman untuk bersembunyi...

Rabu, 29 Desember 2010

Cuaca



Prakiraan cuaca yang kubaca pagi tadi ternyata salah. Cuaca tidak selalu panas. Terkadang hujan bisa sesekali turun, sekedar membasahi jalanan yang mengeropos.

Ya, seperti siang ini, tiba-tiba saja panas berubah menjadi hujan. Tidak ada angin kencang membawa kabut. Tidak ada mendung menggelayut. Tidak ada apa-apa yang membuat hujan. Hanya saja mentari terlalu terik bersinar, hingga titik-titik uap menghadirkan embun di udara. 

Sejenak saja. Meski tidak sederas hujan, namun ternyata cukup untuk melepas dahaga yang kekeringan. Ya, hanya sejenak, sebelum akhirnya mentari kembali menyembul...

Selasa, 14 Desember 2010

Set him free



My friends keep telling me,
that if you really love him,
you’ve gotta set him free,
and if he returns in time,
I’ll know he’s mine

Sabtu, 04 Desember 2010

Time is Over


aku tahu,
suatu saat aku akan kehilangan kamu lagi,
dan bila saat itu tiba,
aku akan memasrahkan langkahku pada waktu,
membiarkan ia menyeret tawamu menjauh,
lalu menghapus jejak setelah kamu berbalik.
setelahnya aku hanya bisa berharap,
bahwa waktu akan mengembalikanmu kepadaku,
maka dari itu aku akan selalu disini,
mengeja barisan yang kosong setelah kamu tinggalkan....



Rabu, 27 Oktober 2010

Back to December

Aku sangat senang ketika kau menghentikan waktu di depanku. Sejenak kita bercengkrama—bercerita tentang waktu, pekerjaan, cuaca dan tentang apa saja yang telah menjaga kita.

Terakhir kali aku melihatmu, kau memberikan mawar padaku. Namun aku malah meninggalkannya disana dan membiarkannya mati. Apa kau masih marah?

Setelah kepergianmu, setiap hari aku berusaha kembali ke bulan Desember. Ternyata kebebasan tidak berarti apa-apa. Aku malah kehilanganmu. Terkadang berharap bisa menyadari sebelumnya apa yang pernah aku miliki ketika kau bersamaku. Maka dari itu, aku kembali ke bulan Desember, berharap semua akan baik-baik saja.

Hari-hariku terasa sangat asing. Hanya facebook ini yang terus memutar ulang kenangan tentangmu. Hari ulang tahunmu berlalu dan aku tidak menelpon.

Aku selalu mengingat musim panas waktu itu. Semuanya indah sekali. Aku melihatmu tertawa di sampingku. Lalu menyadari bahwa aku mencintaimu meski musim berganti gugur. Kemudian musim dingin datang. Hari-hari terasa gelap. Rasa takut merayap dalam pikiranku. Kau memberikanku semua cinta dan yang kuberikan padamu adalah ucapan selamat tinggal.

Tapi kini, aku menelan kesombonganku. Berdiri di depanmu dan mengatakan maaf untuk malam itu

Aku rindu pada kulitmu, senyum manismu, kebaikanmu—semua hal tentangmu. Sungguh. Dan bagaimana kau memelukku di malam bulan September—saat pertama kali kau melihatku menangis.

Mungkin ini adalah harapan kosong. Mungkin juga mimpi. Tapi jika bisa mencintaimu sekali lagi, aku bersumpah ingin mencintaimu dengan sungguh-sungguh.

Aku ingin memutar waktu kembali dan mengubahnya. Tapi aku tak bisa. Kau sudah mengunci pintu hatimu rapat-rapat. Dan aku mengerti dengan itu semua.


--Terinspirasi dari Back to December-Taylor Swift--

Selasa, 26 Oktober 2010

Yang Tertinggal

Adakah cinta yang kau rasa seperti cintaku? Diam dalam ketidakberdayaan. Hanyut menyusuri ruang-ruang yang sepi penghuni. 

Aku selalu disini. mengenang tahun-tahun yang telah terlewat. Bukan aku tak mau beranjak. Bukan aku tak menginginkan melangkah. Namun kau tahu, langkahku tak sekuat yang kau kira. Aku terlalu rapuh untuk melesat jauh darimu.

Kau tahu, deretan huruf itu masih menghias kenangan tentang kita. Kita yang tidak pernah berbagi tawa bahkan kesedihan sekalipun. Kau tidak pernah terlupa, meski aku menginginkan hal itu terjadi. Seperti pagi yang selalu datang, seperti itupula wajahmu terlukis di awan.

Aku merindukanmu dalam tangis, dalam tawa, bahkan dalam sujudku. Tentangmu selalu menjadi bagian terindah dari ceritaku. Kau adalah kenangan yang terasa pahit untuk kutelan namun sangat manis ketika mengingat bagaimana kau terus menjadi tokoh utama dalam ceritaku. 

Sebab hanya namamu yang mengisi kekosongan dihatiku. Hanya bayang tentangmu yang selalu setia menemani hari-hari rapuhku. 

Karna hanya kamu yang bersedia tinggal dalam ruang sepiku.....

Senin, 25 Oktober 2010

please hug me tight

hatiku mati,
seperti digenggam ribuan kubik es,
tak ada yang terasa,
meski berjuta sentuhan membelainya.
tidak akan terasa,
kecuali olehMu tentunya

Senin, 04 Oktober 2010

Hide


...dan kau tahu di mana kusembunyikan tangis itu?
di bawah hujan, kemarin sore...

Rabu, 25 Agustus 2010

Change the world

Losing you,
it's been the hardest thing to do.
So, i close my eyes and tell myself,
that somehow i'll survive.
Well you gave me heaven,
then you took it away

Lirik by Westlife

Senin, 23 Agustus 2010

Show Me


Perlihatkan padaku ujung pelangi, bila kau tak pandai berkata-kata.

Minggu, 15 Agustus 2010

I Will



Night comes and I need someone to take me home
I'm a year's supply of words for no one else

But I'm tired now of offering

Words that you would never understand

Like a dark day, and a cold hand


Lirik by Hanson

Selasa, 20 Juli 2010

What about me?


Di langit sana, matahari sudah berada di pucuknya. Hangat membakar. Hawa musim panas sudah terasa. Mendung kini sudah menjadi hujan. Sia-sia musim dingin sudah kau bingkis rapi, bahkan paketnya pun telah kau selipkan di atas loteng dan menguncinya rapat-rapat. 

Semua berubah. 

Aku tidak mengerti, kenapa cepat sekali musim berganti. Terlalu cepat mengerjapkan mata memandang kilauan biru laut. Terlalu cepat menghirup aroma suncream di udara, berjemur di pasir putih, bersepeda. Terlalu pagi untuk membuka mata, sebenarnya.

Semua berubah.

Lalu bagaimana denganku?

Bahkan jas musim hujan itu pun masih berada di pangkuan ku.

End


"Aku ingin berlari, berguling-guling di bawah hujan. 
Tapi hawa musim panas telah meninggalkan ku terlalu jauh. 
Dan kini aku hanya bisa menggenggam setitik rinai di pelupuk mata, lalu membungkus luka dengannya..."

Jumat, 09 Juli 2010

Diam Tanpa Kata


ku biarkan bayangmu beranjak menjauh,
dan aku berdiri disini menatapmu--termanggu


Ps. Untuk mu yang disana. Selamat menempuh hidup baru. Semoga berbahagia...