Jumat, 11 Oktober 2013

Kau,kenapa?


"Nus, makhluk itu datang lagi. Apa kabar dia sekarang?" --Dee. Perahu Kertas

Kau kenapa muncul lagi? Kenapa kehadiranmu membuat bulir di mataku berjatuhan? Kau tahu, aku sudah berhenti menangis sejak saat itu. Aku benar-benar berhenti. Bukankah kau yang menguras air mata ini sejak pergi? Aku benar-benar berhenti sejak saat itu. 

Ada kereta datang. Aku baru saja melihatnya di ujung jalan. Aku baru ingin meninggalkan tempat perhentianku ketika jemarimu mencegat lenganku.

Kau kenapa muncul lagi?

"Aku merindukanmu."

Lalu kemana kau selama ini? Tidak tahukah, ada hujan badai menghampiri kota ini. Aku bertahan, terus bertahan menunggu kamu berpacu dengan waktu untuk melindungiku. Akan kumaafkan jika kau hanya terlambat beberapa jam saja. Tapi ini sudah lebih dari ratusan hari. Aku menggigil di sini. Tubuhku membeku. Kadang ketakutan menghantui. Kau kemana  saja? Aku berharap kamu datang dari arah mana saja sambil membawa segelas susu panas dan selembar selimut tebal--lalu merengkuhkannya ke pundakku. Dimana kau saat itu?

"Aku sedang dalam perjalanan ketika itu. Sedang mengunjungi musim-musim yang tak kau temui di kota ini. Aku ingin mengabadikannya ke dalam toples kaca yang sudah kau persiapkan dulu. Oh, aroma musim apa yang paling kau suka? Autumn ya?"

"Maafkan telah membuatmu menunggu begitu lama. Aku hanya sedang bersembunyi dan mempersiapkan sebuah cerita untukmu. Kau kan selalu suka dengan cerita perjalananku? Katamu, kau seperti terbawa serta. Kau masih percaya tidak, aku selalu ingin membagi mimpi-mimpiku denganmu. Tak perduli mimpi itu berwujud nyata atau tidak. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa selalu ada kamu di dalam mimpi-mimpi itu. Masih percaya tidak?"

Aku...ingin berhenti percaya.

"Tidak bisakah kau memaafkanku?"

Aku tidak pernah menyalahkan siapapun. Bahkan kepada jarak dan waktu yang telah menjauhkanmu pun, aku tidak menaruh dendam. Aku hanya tidak ingin memberi kesempatan lagi kepada luka.

"Maafkan aku!"

Berhentilah memohon. Aku takut luka diam-diam menyergapku dari belakang. Tolong, berhentilah.

"....do you remember at all? People walkin' hand in hand. Can we feel that love again? Can you imagine it all? If we all could get along, then we all could sing this song together."

Kau kenapa selalu membuat hujan di mataku? Kau kenapa muncul lagi? Tidak bisakah pergi saja, tanpa kembali?

...dan kenapa membawa luka di ranselmu itu?



3 komentar:

TS Frima mengatakan...

akhirnya, saya bisa mampir dan baca cerita-cerita di blog ini lagi.
tapi, kamu, kenapa galau? :)

nice story anyway (y)

De mengatakan...

@Rian Ra-Kun: Hehe..makasih, Rian. Kamu emang sering mampir ya :D
Galau? Hahaha...gak galau kok

nouru el Arifah mengatakan...

Nice story, sama dengan yang saya alami sekarang :'