Minggu, 23 Mei 2010

be with u


Tak ingin lagi kesepian
Tak ingin lagi tercengkram ketakutan
Hanya ingin berbincang dengan mu
Bersama secangkir teh yang masing mengepul
Bersama sensasi percikan hujan dari balik kaca
Hanya bersama mu menikmati petang nan jingga


Jumat, 21 Mei 2010

Aku dan Kenangan


Jika kenangan tak membagi dukanya kepada ku,
barangkali aku tak akan pernah menemui esok hari,
dimana semua kesedihan tersapu bersih oleh hembusan sang bayu pagi,
akan tak akan melihat mata-mata penuh sinar,
menatap bangga pada sejumput senyum yang ku tawarkan sebagai pembuka hari

Jika saja kenangan ku biarkan terkubur mati,
bersama luka yang sesaat bisa mengering,
barangkali saat ini, aku tak akan berdiri dengan kaki ku sendiri

Jika kenangan masih setia bersama ku,
erat,
kan ku ceritakan pada dunia tentang beribu-ribu kisah yang dikubur waktu...

****

Kamis, 13 Mei 2010

Bukan Salah Ku, Maaf...


Tak banyak yang bisa ku sampaikan pada mu
hanya kata maaf
maaf jika kesempatan itu sudah habis

bukan salah ku
bertahun-tahun lalu aku sudah memberikannya
tapi kau melewatkannya

bukan salah ku
bertahun-tahun lalu aku berusaha bertahan
tapi kau mengecewakan ku

bukan salah ku
bertahun-tahun lalu aku menghabiskan tangis ini untuk mu
tapi kau menertawakan ku

dan jangan salahkan aku
jika pada akhirnya aku menutup kembali semua pintu
tidak akan ku buka lagi untuk mu

tangis ku sudah habis untuk mu
rasa ku telah mati untuk mu
hati ku telah tertutup untuk mu

MAAF...
BUKAN SALAH KU...

****

Habis Sudah


Aku mencoba menyesap aroma mu di dalam cangkir rindu ku
hmm...tak berasa
tidak itu manis
pahit
maupun getir
hanya tawar yang terasa
sedikit tertegun hati ku dibuatnya
nyaris melayang nyawa ku seketika
tapi
hahaha...aku tertawa 
lega
setidaknya itu memberi jawab semua tanya
rasa itu telah kau habiskan segera
tanpa bersisa
tidak
bahkan setelah aku memohon sedikit aromanya...


***

Senin, 03 Mei 2010

Dia Memilih

...Dia termenung di sudut kamar itu. Sendirian. Sepi. Pikirannya jaun terbang melayang. Dilema. Bagaimana rasanya bisa sesakit ini. Ia harus melewati waktu-waktu terberat sendirian, sekarang dia juga harus memilih untuk mengubur rasanya rapat-rapat. Demi sahabat dan juga gadis masa kecilnya. Entah berapa banyak luka yang ia pendam, tak terhitung mungkin. Tapi ia bertahan, toh sebentar lagi luka itu juga akan terkubur bersamanya.

Dia masih termenung di sudut kamar itu, memandang rinai yang mulai membasahi daun pintunya. Rintiknya semakin lebat, hingga mulai mengguyur sakit di hatinya. Perih terasa meremas jantung. Ah, mengapa sesakit ini rasanya, Tuhan....

Dia pun membayangkan seraut wajah manis di depannya bersamaan dengan kematiaan yang sudah di depan mata. Ah, mengapa seberat ini meninggalkannya....

.......

Sabtu, 01 Mei 2010

Hampa

Aku termenung di tempat ini. Tempat yang menjadi kenangan kita berdua. Huff...aku menghempaskan nafas begitu saja, tanpa jeda, tanpa kata. Yang ku pikirkan, kenapa masih berarak mendung di sini? Padahal banyak pelangi di ujung sana.

Aku menatap langit yang menjadi kelabu tiba-tiba. Awan-awan berlari dari gulungan hitam yang menyelimutinya. Aku menjadi gusar sendiri, kendati bara di hati belum jua menjadi padam. Padahal hawa terasa semakin menggigit.

Ah, ku rasa aku sudah mulai mati rasa. Rinai perlahan pun mulai turun dari penampungannya. Dan aku, masih belum beranjak dari tempat pertama ku berdiri. Awalnya terasa nikmat, sejuk dan dahaga lenyap seketika. Namun, ketika rinai itu berubah menjadi hujan, yang ku rasa aku kedinginan. Tapi tetap tak beranjak.

Entahlah apa yang ku pikirkan kini. Aku masih tak bergeming dari pucat yang memutih di kulit ku.  Tangan ku mengkerut. Semua terasa kasat. 

Ugh, bara itu belum juga memburam, yang ada hanya kesenyapan. Tidak itu percikan maupun kepulan. Hanya hampa...kosong...lengang...

Dan aku masih setia di sini....

****

Kamis, 08 April 2010

Hati Ku Menua



Rasa ini berterbangan di udara
angin membawanya ke berbagai tempat untuk beradu
namun nyatanya
tak satupun rasa ini singgah ke pelabuhan mu
apakah persinggahan itu sudah kau kunci rapat?
hingga tak mampu untuk ku menembusnya masuk
atau tak sudikah kau memberi tempat untuk rasa ku
meski sedikit celah?
ah...angan ku terlalu jauh berkalana ke tempat mu yang tak terjangkau mimpi
rasanya sangat tidak adil bagi hati yang ringkih ini.
sudahlah...
sudah petang menuju lelap
tak perlu berteriak terlalu lantang
toh, bintang juga tak akan mendengar
lagi, hati ku berceceran seketika

---

Penjara Jiwa


Terderai ia tiba-tiba
antara basah dan juga lembab
tak terkira dinginnya meraba
nelangsa
sepi seakan memenjarakan jiwa
haus belaian
dahaga rindu
lapar tawa
akankah kesudahannya akan terlelap begini
sampai ringkih dan terjungkal mati??

----

Kamis, 01 April 2010

Still Here



Di sini masih bersarang hujan
tercurah dengan rintik, rinai dan lebat membasah
hawa akan menjadi dingin dan menggigit
tapi tak lagi sepi
di sini ada kau dan aku
kita dan mereka
persinggahan ini akan selalu berpenghuni
sebab bersama mu akan terasa lebih hangat
meski tanpa tungku perapian sekalipun
cukup ada kita di sini, itu sudah terasa berpenghuni
maka dari itu kau jangan lelah ada di sini, dekat ku....

----

Jumat, 19 Maret 2010

Circle

Suatu waktu aku bertanya pada sahabat ku, tentang persinggahan yang lama ku rindukan? Aku lelah dengan kebekuan yang ku rasakan.

Lalu sabahat ku menjawabnya dengan puisi : 
Ketika aku menulis nama mu pada sebuah pohon,
aku akan memberinya tanda dengan sebuah lingkaran
bukan hati
jika kau bertanya kenapa
aku akan segera menjawab, karena hati itu bisa terbelah dan patah
namun lingkaran tidak
ia akan terus berputar mengelilingi mu sampai kapan pun

Teman ku mungkin tak menjawab apa-apa dengan puisi itu, tapi aku bisa mengerti makna puisinya. Bahwa lingkaran itu bernama Persabahatan. Ia tak akan lelah bersama mu sampai kapan pun...

---

For my friend Rossiana